PENTINGNYA PERANA MEDIA DALAM PEMBELAJARAN
OLEH : YULI FITRIANI
NPM   : 11.1.01.10.0385



Teknologi baru terutama multimedia mempunyai peranan semakin penting dalam  proses pembelajaran. Banyak orang percaya bahwa multimedia akan dapat membawa kita kepada situasi belajar dimana learning with effort akan dapat digantikan dengan learning with fun. Jadi proses pembelajaran yang menyenangkan, kreatif, tidak membosankan akan menjadi pilihan tepat bagi para guru.

            Sistem pembelajaran yang selama ini dilakukan yaitu sistem pembelajaran konvensional (faculty teaching), kental dengan suasana instruksional dan dirasa kurang sesuai dengan dinamika perkembangan ilmu pengetahuan dan  teknologi yang demikian pesat. Lebih dari itu kewajiban pendidikan dituntut untuk juga memasukkan nilai-nilai moral, budi pekerti luhur, kreatifitas, kemandirian dan kepemimpinan, yang sangat sulit dilakukan dalam sistem pembelajaran yang konvensional. Sistem pembelajaran konvensional kurang fleksibel dalam mengakomodasi perkembangan  materi kompetensi karena guru harus intensif menyesuaikan materi pelajaran dengan perkembangan teknologi terbaru. Adalah Kurang bijaksana jika perkembangan teknologi jauh lebih cepat dibanding dengan kemampuan guru dalam menyesuaikan materi kompetensi dengan  perkembangan  tersebut, oleh karenanya dapat dipastikan lulusan akan kurang memiliki penguasaan pengetahuan/teknologi yang terbaru.

            Pada kenyataannya bahwa saat ini Indonesia memasuki era informasi yaitu suatu era yang ditandai dengan makin banyaknya medium  informasi, tersebarnya informasi yang makin meluas dan seketika, serta informasi dalam berbagai bentuk yang bervariasi tersaji dalam waktu yang cepat. Penyajian pesan pada era informasi ini akan selalu menggunakan media, baik elektronik maupun non elektronik. Terkait dengan kehadiran media ini, Dimyati (1996) menjelaskan bahwa suatu  media yang terorganisasi secara rapi mempengaruhi secara sistematis lembaga-lembaga pendidikan seperti lembaga keluarga, agama, sekolah, dan pramuka. Dari uraian tesebut menunjukkan bahwa kehadiran media telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan, termasuk sistem pendidikan kita, meskipun dalam derajat yang berbeda-beda.

            Dengan demikian  hasil belajar seseorang ditentukan oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang ada di luar individu adalah tersedianya media pembelajaran yang memberi kemudahan bagi individu untuk mempelajari materi pembelajaran, sehingga menghasilkan belajar yang lebih baik. Selain itu juga gaya belajar atau learning style merupakan suatu karakteristik kognitif, afektif dan perilaku psikomotoris, sebagai indikator yang bertindak yang relatif stabil bagi pembelajar yang merasa saling berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan belajar.

            Selanjutnya hasil belajar digambarkan sebagai tingkat penguasaan siswa terhadap sasaran belajar pada topik bahasan yang dieksperimenkan, yang diukur berdasarkan pada jumlah skor
jawaban benar pada soal yang disusun sesuai dengan sasaran belajar. Secara umum  mutu pendidikan  kejuruan dikatakan baik dan berhasil jika kompetensi peserta didik yang diperoleh melalui proses pendidikan berguna bagi perkembangan diri mereka untuk hari depannya, yaitu ketika mereka memasuki dunia kerja. Hasil observasi empirik di lapangan menunjukkan bahwa banyak alumni Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tidak bisa diserap di lapangan kerja karena kompetensi yang mereka miliki belum sesuai dengan tuntutan dunia kerja (Depdiknas, 2004). Oleh karena itu lembaga pendidikan kejuruan diwajibkan untuk melakukan upaya introspeksi diri demi masa depan siswa, bangsa dan negara.

            Ada kemungkinan rendahnya nilai kompetensi siswa disebabkan oleh strategi penyampaian pelajaran  kurang tepat. Dalam  hal ini guru mungkin kurang atau tidak memanfaatkan sumber belajar secara optimal. Diantaranya guru dalam menyampaikan pengajaran sering mengabaikan penggunaan media, padahal media itu berfungsi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan pada gilirannya akan meningkatkan mutu pendidikan siswa. 

Peranan Media dalam proses belajar mengajar menurut Gerlac dan Ely (1971:285) ditegaskan bahwa ada tiga keistemewaan yang dimiliki media pengajaran yaitu :

(1) Media memiliki kemampuan untuk menangkap, menyimpan dan menampilkan kembali suatu objek atau kejadian,
(2) Media memiliki kemampuan untuk menampilkan kembali objek atau kejadian dengan berbagai macam cara disesuaikan dengan keperluan, dan
(3) Media mempunyai kemampuan utuk menampilkan sesuatu objek atau kejadian yang mengandung makna.

Begitu juga, Ibrahim (1982:12) mengemukakan fungsi atau  peranan media dalam  proses belajar mengajar antara lain :
(1) Dapat menghindari terjadinya verbalisme,
(2) Membangkitkan minat atau motivasi,
(3) Menarik perhatian,
(4) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan ukuran,
(5) Mengaktifkan siswa dalam belajar dan
(6) Mengefektifkan pemberian rangsangan untuk belajar.

            Perlu disadari bahwa mutu pendidikan yang tinggi baru dapat dicapai jika proses pembelajaran yang diselenggarakan di kelas efektif dan fungsional bagi pencapaian kompetensi yang dimaksud. Oleh sebab itu usaha meningkatkan mutu pendidikan kejuruan tidak terlepas dari usaha memperbaiki proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan aktivitas yang terdiri atas komponen- komponen yang bersifat sistemik. Artinya komponen-komponen dalam proses pembelajaran itu saling berkaitan secara fungsional dan secara bersama-sama menentukan optimalisasi proses dan hasil pembelajaran. Komponen-komponen pembelajaran tersebut menurut Mudhoffir (1999) dijabarkan atas pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan. Sedangkan menurut Winkel (1999), komponen pembelajaran terdiri dari tujuan pembelajaran, kondisi awal, prosedur didaktik, pengelompokan siswa, materi, media, dan penilaian.

            Selanjutnya Winkel (1999), menegaskan bahwa tugas dan peran guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai :
(1) organisator,
(2) fasilitator,
(3) dinamisator, dan
(4) evaluator.

            Secara operasional, tugas dan peran guru dalam proses pembelajaran meliputi seluruh penanganan komponen pembelajaran yang meliputi proses pembuatan rencana pembelajaran, penyampaian materi pembelajaran, pengelolaan kelas, pembimbingan, dan penilaian, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lancar dan membuahkan hasil yang optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Guru dituntut untuk memiliki kompetensi terhadap materi yang diajarkan dan kompetensi dalam hal memberdayakan semua komponen pembelajaran, sehingga seluruh elemen pembelajaran dapat bersinergi dalam  mencapai tujuan pembelajaran yang dimaksud. Dalam upaya memperbaiki proses pembelajaran agar efektif dan fungsional, maka fungsi media pembelajaran sangat penting untuk dimanfaatkan. Pemakaian media dalam proses pembelajaran dimaksudkan untuk mempertinggi daya cerna siswa terhadap informasi atau materi pembelajaran yang diberikan. Pemerintah telah lama menyadari bahwa peran media dalam proses pembelajaran amat penting. Oleh karena itu telah banyak dana diinvestasikan untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan melalui pengadaan atau pendistribusian berbagai macam media pembelajaran ke sekolah-sekolah di seluruh Indonesia.

            Efektifitas penggunaan media pembelajaran sangat tergantung pada derajat kesesuaiannya dengan materi yang akan diajarkan. Disamping itu tergantung juga pada keahlian guru dalam menggunakan media tersebut. Dalam hal ini Dick & Carey (dalam Lamudji, 2005) menyatakan bahwa salah satu keputusan yang paling penting dalam merancang pembelajaran ialah dengan menggunakan media yang sesuai dalam rangka penyampaian pesan-pesan pembelajaran.

            Menurut Miarso (1984) media yang dirancang dengan baik dalam batas tertentu dapat merangsang timbulnya semacam dialog internal dalam diri siswa yang belajar. Dengan perkataan lain terjadi komunikasi antara siswa dengan media atau secara tidak langsung antara siswa dengan sumber pesan atau guru. Media berhasil membawakan pesan belajar bila kemudian terjadi perubahan kualitas dalam diri siswa.

PENTINGNYA PERANA MEDIA DALAM PEMBELAJARAN
OLEH : YULI FITRIANI
NPM   : 11.1.01.10.0385



Teknologi baru terutama multimedia mempunyai peranan semakin penting dalam  proses pembelajaran. Banyak orang percaya bahwa multimedia akan dapat membawa kita kepada situasi belajar dimana learning with effort akan dapat digantikan dengan learning with fun. Jadi proses pembelajaran yang menyenangkan, kreatif, tidak membosankan akan menjadi pilihan tepat bagi para guru.

            Sistem pembelajaran yang selama ini dilakukan yaitu sistem pembelajaran konvensional (faculty teaching), kental dengan suasana instruksional dan dirasa kurang sesuai dengan dinamika perkembangan ilmu pengetahuan dan  teknologi yang demikian pesat. Lebih dari itu kewajiban pendidikan dituntut untuk juga memasukkan nilai-nilai moral, budi pekerti luhur, kreatifitas, kemandirian dan kepemimpinan, yang sangat sulit dilakukan dalam sistem pembelajaran yang konvensional. Sistem pembelajaran konvensional kurang fleksibel dalam mengakomodasi perkembangan  materi kompetensi karena guru harus intensif menyesuaikan materi pelajaran dengan perkembangan teknologi terbaru. Adalah Kurang bijaksana jika perkembangan teknologi jauh lebih cepat dibanding dengan kemampuan guru dalam menyesuaikan materi kompetensi dengan  perkembangan  tersebut, oleh karenanya dapat dipastikan lulusan akan kurang memiliki penguasaan pengetahuan/teknologi yang terbaru.

            Pada kenyataannya bahwa saat ini Indonesia memasuki era informasi yaitu suatu era yang ditandai dengan makin banyaknya medium  informasi, tersebarnya informasi yang makin meluas dan seketika, serta informasi dalam berbagai bentuk yang bervariasi tersaji dalam waktu yang cepat. Penyajian pesan pada era informasi ini akan selalu menggunakan media, baik elektronik maupun non elektronik. Terkait dengan kehadiran media ini, Dimyati (1996) menjelaskan bahwa suatu  media yang terorganisasi secara rapi mempengaruhi secara sistematis lembaga-lembaga pendidikan seperti lembaga keluarga, agama, sekolah, dan pramuka. Dari uraian tesebut menunjukkan bahwa kehadiran media telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan, termasuk sistem pendidikan kita, meskipun dalam derajat yang berbeda-beda.

            Dengan demikian  hasil belajar seseorang ditentukan oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang ada di luar individu adalah tersedianya media pembelajaran yang memberi kemudahan bagi individu untuk mempelajari materi pembelajaran, sehingga menghasilkan belajar yang lebih baik. Selain itu juga gaya belajar atau learning style merupakan suatu karakteristik kognitif, afektif dan perilaku psikomotoris, sebagai indikator yang bertindak yang relatif stabil bagi pembelajar yang merasa saling berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan belajar.

            Selanjutnya hasil belajar digambarkan sebagai tingkat penguasaan siswa terhadap sasaran belajar pada topik bahasan yang dieksperimenkan, yang diukur berdasarkan pada jumlah skor
jawaban benar pada soal yang disusun sesuai dengan sasaran belajar. Secara umum  mutu pendidikan  kejuruan dikatakan baik dan berhasil jika kompetensi peserta didik yang diperoleh melalui proses pendidikan berguna bagi perkembangan diri mereka untuk hari depannya, yaitu ketika mereka memasuki dunia kerja. Hasil observasi empirik di lapangan menunjukkan bahwa banyak alumni Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tidak bisa diserap di lapangan kerja karena kompetensi yang mereka miliki belum sesuai dengan tuntutan dunia kerja (Depdiknas, 2004). Oleh karena itu lembaga pendidikan kejuruan diwajibkan untuk melakukan upaya introspeksi diri demi masa depan siswa, bangsa dan negara.

            Ada kemungkinan rendahnya nilai kompetensi siswa disebabkan oleh strategi penyampaian pelajaran  kurang tepat. Dalam  hal ini guru mungkin kurang atau tidak memanfaatkan sumber belajar secara optimal. Diantaranya guru dalam menyampaikan pengajaran sering mengabaikan penggunaan media, padahal media itu berfungsi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan pada gilirannya akan meningkatkan mutu pendidikan siswa. 

Peran Media Pembelajaran di Sekolah Dasar



Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memberikan peluang kepada setiap satuan pendidikan, terutama pendidikan yang dalam hal ini merupakan satu komponen yang langsung berperan dalam proses pembelajaran.
Telah banyak perubahan paradigma dalam proses pendidikan, kehususnya proses pembelajaran. Proses pembelajaran menjadi lebih mementingkan peran peserta didik dan karakteristik sumber daya yang ada pada tiap-tiap satuan pendidikan, pembelajaran berpusat pada siswa, oleh karenanya siswalah yang diharapkan dapat berperan aktif dalam mengeksplorasi dan menginterprestasikan pengetahuan dan permasalahan baru yang dibandingkan dan dianalisa dengan pengetahuan baru yang dibandingkan dan dianalisa dengan pengetahuan dasar yang telah dimiliki oleh peserta didik.
Pembelajaran yang berpusat pada siswa (student cehtered), cenderung lebih memperhatikan pradiguna pendidikan saat ini, sebagaimana yang terkandung dalam KTSP. Hal ini merupakan satu hal mengapa media pembelajaran sangat berperan dalam proses pembelajaran.
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan media seharunya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru sebagai fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karenanya setiap pendidik perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dan proses belajar mengajar.
Ditinjau dari pengertian, media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta saran pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajikan informasi belajar kepada siswa. Jika program media itu didesain dan dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan dapat diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan guru.
Brown mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektifitas pembelajaran. Ciri khusus media pembelajaran berbeda menurut tujuan dan pengelompokannya, ciri-ciri media dapat dilihat menurut kemampuannya dalam membangkitkan rangsangan pada indra penglihatan, pandangan, perabaan, penciuman, dan pengecapan. Maka ciri-ciri umum media pembelajaran adalah bahwa media itu dapat diubah, dilihat didengar, dan diamati melalui panca indra.
Setiap media mempunyai karakteristik yang perlu dipahami oleh pemahamnya. Dalam memilih media, orang perlu memperhatikan tiga hal yaitu:
  1. Kejelasan maksud dan tujuan pemilihan tersebut
  2. Sifat dan ciri-ciri media yang akan dipilih
  3. Adanya sejumlah media yang dapat dibandingkan, karena pemilihan media pada dasarnya adalah proses pengambilan keputusan akan adanya alternatif-alternatif pemecahan yang dituntut oleh tujuan.
Media secara umum merupakan suatu hal yang digunakan untuk menyampaikan pesan tertentu. Agar proses transpormasi pesan tersebut maka diperlukan kesesuaian jenis media yang akan digunakan. Berdasarkan ulasan yang ditulis oleh Ahmat Sudrajat mengatakan bahwa terdapat berbagai jenis media belajar diantaranya:
  1. Media visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
  2. Media audio : radio, tape recorder, laboratorium bahasa dan sejenisnya
  3. Projected still media: slide, overhead, projector, in focus dan sejenisnya
  4. Projected motion media: film, televise, video (VCD, DVD, VTR) computer dan sejenisnya.
Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh peserta didik.

Cara membuat pembelajaran aktif dikelas



Pembelajaran aktif yaitu pembelajaran yang dilakkukan seorang murid/peserta didik disini dituntut untuk aktif dikelas atau dalam proses pembelajaran ,siswa dituntut untuk mengalami sendiri,untuk melakukan,untuk berlatih ,untuk berkegiatan dalam mengasah daya pikir anak,serta dapat mengendalikan emosional siswa dalam belajar.
Dalam setiap pembelajaran di sekolah seorang guru itu pasti menginginkan siswa/peserta didik mereka itu rajin dan aktif dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung di dalam kelas/sekolah.tapi untuk mencapai pembelajaran yang aktif di dalam kelas itu pasti memerlukan cara cara yang simple tapi bermanfaat dan proses pembelajaran jadi menarik sehingga peserta didik dapat terdorong untuk melakukan timbal balik yang memuaskan dari peserta didik.nah..di artikel ini saya akan membahas beberapa cara atau metode untuk membuat pembelajaran disekolah /kelas itu aktif dalam proses pembelajaranya.
beberapa cara pembelajaran aktif di kelas  yang semoga bermanfaat bagi teman teman antara lain;

1.Dengan menggunakan media
2.Menggunakan  metode yang menarik
3.menggunakan model pembelajaran yang menyenangkan dan menarik bagi siswa
4.memakai pendekatan PAIKEM

1.      Dengan menggunakan media
Dalam pembelajaran menggunakan media ini guru dituntut untuk aktif dalam mengolah bahan yang akan di ajarkan kepada peserta didik kemudian diterapkan dalam media yang akan digunakan ,serta adanya media pembelajaran ini akan menambah semangat dan rasa ingin tahu dari peserta didik untuk mengetahui pembelajaran apa  yang akan di pelajarinya jadi siswa jadi terangsang untuk mengikuti proses jalannya pembelajaran yang akan dilakukan. media ini sebagai pancingan agar peserta didik itu jadi penasaran dan semangat dalam belajar.ada banyak media yang dapat di terapkan dalam pembelajaran,tapi disini saya akan membahas 3 macam media pembelajaran antara lain;
a.       Media visual
Adalah alat atau peraga yang digunakan dalam proses belajar mengajar yang hanya bisa dilihat oleh mata.
contoh:gambar,bagan
b.      Media audio
Adalah alat atau peraga yang digunakan dalam proses belajar mengajar yang hanya bisa di dengar saja.
contoh:radio,tape,mp3
c.       Media visual-audio
Adalah alat atau peraga yang digunakan dalam belajar yang bisa melalui pendengaran dan penglihatan.disini bisa disebut juga media gabungan dari media diatas.
contoh:video,
2.      Menggunakan metode yang menarik bagi siswa
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Disini seorang guru harus menggunakan metode yang menarik di sekolah terutama disekolah dasar di kelas rendah .metode yang menarik bagi siswa ini sangatlah penting untuk merangsang siswa agar tertarik dengan materi  yang akan dilaksanankan dan dipelajari.dalam proses pembelajaran metode itu sebenarnya  guru boleh menggunakan metode lebih dari satu metode selama metode tersebut masih berkesinambungan antar metode .dibawah ini beberapa metode pembelajaran antara lain;
a.       Metode karyawisata
metode karyawisata disini berarti siswa dan guru melakkukan kunjungan diluar kelas .jadi karyawisata disini siswa dan guru melakukan kunjungan yang tidak terlalu jauh dari sekolah dan tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menempuh perjalanan ke tempat tersebut.dalam metode karyawisata ini siswa dibawa langsung ke tempat, misalkan ke tempat tempat yang masih berhubungan dengan tema ataupun materi yang akan dipelajari oleh siswa misalkan;
1)      Ke kebun belakang sekolah ataupun yang ada di lingkungan tersebut,disitu siswa dapat mempelajari tentang tumbuhan dan hewan hewan kecil seperti ulat,dll,
2)      Ke tempat bersejarah seperti candi
3)      Ke pemilihan umum (pilkada)
Disitu siswa dapat mengamati langsung dan mempelajari apa apa yang ada di tempat yang dituju tersebut ,misalkan di tempat bersejarah seperti candi .siswa bisa belajar tentang sejarah apa saja yang melatar belakangi dibangunya candi tersebut dan peninggalan kerajaan mana.jadi siswa akan merasa ingin tahu mengenai sejarah candi tersebut dan guru sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa,guru yang memberikan informasi dan pengarahan kepada siswa tentang apa yang belum diketahui oleh siswa dan yang ditanyakannya.
b.      Metode bermain
Permainan merupakan suatu aktivitas untuk memperoleh suatu keterampilan tertentu dengan cara menggembirakan. Apabila ketermpilan yang diperoleh dalam permainan itu berupa keterampilan bahasa tertentu, permainan tersebut dinamakan permainan bahasa (Soeparno,1998:60).
Ada beberapa faktor penentu keberhasilan permainan bahasa. Menurut Soepamo (1998:62) ada empat faktor yang menentukan keberhasilan permainan bahasa di kelas, yaitu:
1)      Situasi dan kondisi
2)      Peraturan permainan,
3)      Pemain, dan
4)      Pemimpin permainan.
c.       Metode belajar di luar kelas
Yaitu proses belajar mengajar yang dilakkukan oleh guru dan peserta didik di luar kelas/diluar ruangan kelas/berada di alam bebas.seperti belajar di bawah pohon ,di taman bermain,dll.pembelajaran ini merupakan salah satu upaya terciptanya pembelajaran yang terhindar dari kejenuhan, kebosanan peserta didik.
Kelebihan metode ini adalah;
1)      Guru mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan
2)      Mendorong motivasi belajar siswa, karena menggunakan setting alam terbuka sebagai sarana kelas,
3)      Guru bisa menggabungkan metode ini dengan metode bermain
4)      Siswa lebih enjoy dalam menjalankan proses belajar
Kelemahan metode ini adalah;
1)      memerlukan perhatian yang ekstra dari guru pada saat pembelajaran karena menggunakan media yang sesuai dengan kenyataannya di lingkungan bermain anak,yang dapat memungkinkan anak keterusan bermain di tempat tersebut dan jadi melupakan belajarnya.
3.      menggunakan model pembelajaran yang menyenangkan dan menarik bagi siswa
disini saya menggunakan Model pembelajaran Talking Stik yaitu suatu model pembelajaran kelompok dengan bantuan tongkat, kelompok yang memegang tongkat terlebih dahulu wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pokoknya, selanjutnya kegiatan tersebut diulang terus-menerus sampai semua kelompok mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan dari guru.
Dalam penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stik ini, guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5 atau 6 orang yang heterogen.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Talking Stick
Adapun Langkah-langkah Model Pembelajaran Talking Stick adalah sebagi berikut :
1)      Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya kurang lebih 20 cm.
2)      Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari,kemudian memberikan kesempatan para kelompok untuk membaca dan mempelajari materi pelajaran.
3)      Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam wacana.
4)       Setelah siswa selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari isinya, guru mempersilahkan siswa untuk menutup isi bacaan.
5)      Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada salah satu siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.
6)      Guru memberikan kesimpulan.
7)      Guru memberikan evaluasi/penilaian.
8)      Guru menutup pembelajaran

Kelebihan dan kekurangan Model pembelajaran Talking Stick
Adapun kelebihan model pembelajaran Talking Stick adalah sebagai berikut :
1)      Menguji kesiapan siswa.
2)      Melatih membaca dan memahami dengan cepat.
3)      Agar lebih giat dalam belajar.
Sedangkan kekurangannya model pembelajaran Talking Stick adalah sebagai berikut :
1)      Membuat siswa senam jantung.

4.      memakai pendekatan PAIKEM
PAIKEM adalah singkatan dari pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Arti Pembelajaran itu sendiri adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran aktif yaitu pembelajaran yang dilakkukan seorang murid/peserta didik disini dituntut untuk aktif dikelas atau dalam proses pembelajaran ,siswa dituntut untuk mengalami sendiri,untuk melakukan,untuk berlatih ,untuk berkegiatan dalam mengasah daya pikir anak,serta dapat mengendalikan emosional siswa dalam belajar.
Pembelajaran inovatif adalah proses pemaknaan atas realita kehidupan yang dipelajari. Makna itu hanya bisa dicapai jika pembelajaran dapat menfasilitasi kegiatan belajar yang memberi kesempatan kepada peserta didik menemukan sesuatu mulai aktfitas yang dilakoninya.
Pembelajaran kreatif merupakan pembelajaran yang mengembangkan kreatifitas peserta didik, potensi belajar, rasa ingin tahu atau penasaran dan penuh imajinasi. Karena pada dasarnya setiap individu memiliki imajinasi dan rasa ingin tahu yang tidak pernah berhenti.
Pembelajaran efektif merupakan pembelajaran yang menjamin terpenuhinya tujuan pembelajaran dengan tercapainya kompetesi dasar (KD) setelah proses pembelajaran atau pembelajaran yang mampu memberikan pengalaman baru dan membentuk kompetensi peserta didik. Serta mengantarkan mereka ketujuan yang ingin dicapai secara optimal.
Pembelajaran menyenangkan adalah proses pembelajaran yang harus berlangsung dalam suasana yang menyenangkan dan mengesankan.
Dari uraian tersebut jelaslah bahwa pembelajaran PAIKEM adalah pembelajaran yang menekankan pada keaktifan dan kreatifitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran.

Manfaat dari cara pembelajaran aktif di atas adalah;
a.      Kegiatan belajar terasa menggairahkan peserta didik.
b.      Semua peserta didik terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar.
c.       Mendorong peserta didik berpikir secara aktif dan kreatif.
d.      Kegiatan belajar menarik minat peserta didik
e.      Mendorong peserta didik menemukan sendiri inti dari pokok permasalahan
f.        Peserta didik pada umumnya berani bertanya secara kritis
g.      Menciptakan suasana senang dalam melakukan kegiatan belajar.dll

Dari beberapa cara yang saya ulas diatas sebenarnya masih Banyak cara untuk mencapai pembelajaran yang aktif di kelas.guru tidak hanya menggunakan salah satu cara tapi boleh di kombinasikan sesuai dengan materi yang akan di ajarkan oleh guru dalam kelas.dan masih banyak lagi metode,pendekatan ,media dll yang dapat digunakan dalam pembelajaran.sekian ulasan dari saya semoga artikel ini bermanfaat bagi teman teman semua ,,,terimakasih...